Langsung ke konten utama

PELUANG EKSPOR SOTONG DAN CUMI-CUMI INDONESIA

Ugi Triyana
155254030
D4 Administrasi Bisnis
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

LAPORAN EKSPOR SOTONG DAN CUMI-CUMI INDONESIA

Sumber IndonesiaBaik,id
Gambar 1  Poster berjudul “Indonesia Kaya Potensi Kelautan dan Perikanan”
HS CODE / HTS  (10 DIGIT)
0307491000
HTS

DESKRIPSI PRODUK
cumi-cumi dan sotong lainnya, yaitu cumi-cumi dan sotong beku, kering, asin, dan dalam air garam
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai yang panjang. Hal ini membuat Indonesia kaya akan sumber daya biota laut dan menjadikan subsektor perikanan sebagai basis kekuatan ekonomi. Melimpahnya sumber daya laut dan perikanan Indonesia menjadikan Indonesia sebagai negara pengekspor hasil laut dan perikanan ke beberapa negara.
Salah satu komoditas perikanan yang sering dijumpai dan dikonsumsi oleh masyarakat dan juga merupakan produk ekspor perikanan Indonesia adalah sotong dan cumi-cumi. Sotong dan cumi-cumi merupakan hewan laut yang memiliki lengan-lengan di bagian kepala sehingga termasuk ke dalam kelas Cephalopoda. Sotong dan cumi-cumi termasuk ke dalam 6 komoditi utama perikanan. Pada tahun 2012-2017 sotong dan cumi berada pada peringkat pertama yang memiliki nilai volume ekspor paling konsisten diantara kelima komoditi utama perikanan lainnya.
Tabel 1  Ekspor hasil perikanan menurut komoditi tahun 2012-2016
Begitu banyak negara yang menjadi pengimpor cumi-cumi dan sotong olahan dari Indonesia. Setelah diidentifikasi lebih lanjut melalui United Nation Commodity Trade (UNComtrade), ada lima negara yang menjadi negara pengimporr terbesar cumi-cumi dan sotong olahan dari Indonesia selama tahun 2012-2016, yaitu Cina, Italia, Rep Of Korea, Vietnam dan Thailand.
Sumber UN Comtrade 2018 (diolah)
Gambar 2  Perkembangan nilai ekspor sotong dan cumi-cumi ke negara tujuan tahun 2012-2016                        
Komoditas sotong dan cumi-cumi diekspor untuk memenuhi permintaan pasar di beberapa negara. Gambar 2 menjelaskan perkembangan nilai ekspor komoditas perikanan sotong dan cumi-cumi dengan permintaan terbanyak berada pada negara Cina, Italia, Rep Of Korea, Vietnam dan Thailand. Ekspor sotong dan cumi-cumi ke Italia mengalami fluktuatif dari tahun 2012 hingga tahun 2016. Nilai ekspor sotong dan cumi-cumi Indonesia ke Korea merupakan yang terendah diantara empat negara tujuan ekspor lainnya. Sementara itu, ekspor ke Thailand berfluktuatif, mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2016. Vietnam merupakan negara kedua terbesar yang mengimpor sotong dan cumi-cumi dari Indonesia. Terjadi peningkatan nilai ekspor yang sangat tinggi ke Vietnam pada tahun 2016 dengan nilai US$56 juta.
Tabel 2 dan 3 menggambarkan distribusi ekspor sotong dan cumi-cumi Indonesia ke beberapa negara tujuan pada tahun 2012-2016 secara lebih detail berdasarkan jumlah unit dan nilai (US$). Dilihat dari nilai dan volume ekspor sotong dan cumi-cumi Indonesia paling besar ditujukan ke negara Cina. Data menunjukan bahwa pada tahun 2016, volume ekspor sotong dan cumi-cumi Indonesia ke Cina sebesar 52 ribu ton.
Tabel 2  Distribusi ekspor sotong dan cumi-cumi Indonesia tahun 2012-2016 berdasarkan nilai (US$)
Tahun
China
Italia
Rep Of Korea
Vietnam
Thailand
2012
16.546.516
16.266.202
2.644.202
18.549.425
6.087.060
2013
31.308.891
12.647.168
2.127.315
21.261.809
7.242.902
2014
26.430.473
14.092.204
2.980.731
21.644.994
3.429.600
2015
61.152.713
13.389.731
4.195.942
25.131.750
5.080.487
2016
121.165.617
18.686.138
5.561.111
56.659.908
23.189.150
Sumber UN Comtrade 2018 (diolah)
Tabel 3  Distribusi ekspor sotong dan cumi-cumi Indonesia tahun 2012-2016 berdasarkan volume (kg)
Tahun
China
Italia
Rep Of Korea
Vietnam
Thailand
2012
18.502.356
4.234.828
1.005.456
14.108.229
6.007.897
2013
29.838.257
3.556.466
1.052.598
12.498.229
8.549.771
2014
27.200.350
3.977.180
848.332
13.232.658
4.766.330
2015
39.909.422
3.866.575
945.085
15.944.508
2.297.312
2016
52.424.475
4.502.531
1.212.306
23.544.575
5.572.394
Sumber UN Comtrade 2018 (diolah)
Komoditas sotong dan cumi-cumi di wilayah perairan laut Indonesia cukup melimpah. Dalam kurun waktu lima tahun (2012-2016),  produksi sotong dan cumi-cumi Indonesia mengalami peningkatan. Padahal, di tahun 2008 dunia mengalami krisis ekonomi. Krisis mortgage di Amerika Serikat yang diakibatkan oleh kredit perumahan di AS diberikan kepada debitur-debitur yang memiliki portofolio kredit yang buruk. Akan tetapi, kondisi tersebut tidak terlalu berdampak terhadap kondisi ekspor-impor khususnya impor sotong dan cumi-cumi. Hal tersebut memberikan keuntungan bagi Indonesia, karena perkembangan ekspor sotong dan cumi-cumi yang demikian tinggi dan dengan tren yang meningkat mencerminkan adanya peluang yang cukup terbuka lebar dan potensi ekspor  yang semakin besar di pasar internasional. Jika ekspor komoditas sotong dan cumi-cumi mampu dimanfaatkan dan dapat ditingkatkan, tidak menutup kemungkinan komoditas ini mampu menjadi komoditas ekspor utama perikanan.
Tabel 4  Distribusi ekspor sotong dan cumi-cumi Indonesia tahun 2016
No
Negara
Nilai (US$)
Volume (ton)
1
Cina
121.165.617
52.424
2
Vietnam
56.659.908
23.544
3
Thailand
23.189.150
5.572
4
Italia
18.686.138
4.502
5
Rep Of Korea
5.561.111
1.212
TOTAL
225.261.924
87.254
         Sumber UN Comtrade 2018 (diolah)
Tabel 4 menggambarkan distribusi ekspor sotong dan cumi-cumi Indonesia ke lima negara tujuan paling banyak mengimpor pada tahun 2016. Dilihat dari nilai dan volume ekspor sotong dan cumi-cumi Indonesia paling besar ditujukan ke negara Cina. Berikut pembahasan negara-negara yang berpotensi menjadi importir sotong dan cumi-cumi dari Indonesia. 
1. Cina
Cina terletak di Asia Timur, berbatasan dengan Laut Cina Timur, Teluk Korea, Laut Kuning, dan Laut Cina Selatan, antara Republik Rakyat Demokratik Korea dan Vietnam. Cina tercatat sebagai eksportir dan importir terbesar dunia. Pertumbuhan ekspor telah menjadi komponen utama yang mendukung ekspansi ekonomi China yang cepat. Ekspor utama adalah produk elektromekanis dan produk padat karya seperti pakaian, tekstil, alas kaki, furnitur, produk plastik, tas dan mainan. Sedangkan, salah satu sektor yang diimpor sektor perikanan khususnya sotong dan cumi-cumi.
Tabel 5  Produksi dan ekspor sotong dan cumi-cumi Indonesia ke Cina 2012-2016
Tahun
Produksi (ton)
Volume ekspor (ton)
Persentase perbandingan (volume/produksi)
2012
140 924
18 502
13.1%
2013
140 499
29 838
21.2%
2014
150 623
27 200
18.05%
2015
221 484
39 909
18.01%
2016
165 175
52 424
31.73%
Rata-rata
163 741
33 574.6
20.4%
Sumber:  Kementerian Kelautan dan Perikanan 2015, UN Comtrade 2018 (diolah)
Selama kurun waktu 2012 sampai 2016 terjadi peningkatan ekspor sotong dan cumi-cumi Indonesia ke Cina. Pada tahun 2015 terjadi penurunan volume ekspor sebesar 2.638 ton. Secara keseluruhan, Terjadinya kenaikan volume ekspor sotong dan cumi-cumi Indonesia ke Cina salah satunya disebabkan oleh produksi dalam negeri yang juga mengalami peningkatan. Namun, pada data yang tersaji di Tabel 5 dapat dilihat bahwa dari rata-rata produksi sotong dan cumicumi selama 5 tahun sebesar 163 741 ton, sebesar 33 574,6 ton  yang diekspor ke Cina. Artinya, dari total produksi sotong dan cumi-cumi hanya sebesar 20.4% yang diekspor. Seharusnya, dengan produksi sotong dan cumi-cumi yang cukup banyak di perairan laut Indonesia, jumlah komoditas yang diekspor juga dapat lebih ditingkatkan lagi. Data pada Tabel 6 memperlihatkan negara-negara yang melakukan ekspor sotong dan cumi-cumi ke negara Cina. Berdasarkan Tabel 6 posisi ekspor sotong dan cumi-cumi Indonesia ke Cina berada pada peringkat pertama dan menjadikan negara Indonesia negara paling dibutuhkan dalam memneuhi kebutuhan sotong dan cumi-cumi di Cina. Tarif impor Cina sebesar 10,8% untuk sektor perikanan.
Tabel 6  Negara eksportir sotong dan cumi-cumi ke Cina tahun 2016
No
Negara
Nilai (US$)
Volume (ton)
1
Indonesia
121.165.617
52.424
2
Amerika Serikat
63.861.447
23.548
3
Rep Of Korea
29.503.376
15.050
4
New Zealand
28.793.930
16.070
5
Peru
17.567.650
16.262
Sumber UN Comtrade 2018 (diolah)
Tabel 7  Nilai ekspor dan impor Cina tahun 2012-2016 (1000 US$)
Tahun
Nilai Ekspor
Nilai Impor
2012
2.048.782.223.084
1.818.199.227.571
2013
2.209.007.280.259
1.949.992.314.705
2014
2.342.192.696.320
1.959.234.625.162
2015
2.273.468.224.113
1.679.564.324.560
2016
2.097.637.171.895
1.587.920.688.162
Sumber UN Comtrade 2018 (diolah)
Tabel 8  GDP per kapita Cina tahun 2012-2016 (US$)
Sumber data.worlbank.org (2018)
Nilai ekspor Cina lebih besar dibandingkan dengan nilai impornya. Hal ini berarti pemerintah Cina berhasil menekan tingkat impor yang masuk dan mendongkrak nilai ekspor untuk lebih ditingkatkan lagi serta nilai GDP per kapita dari tahun 2012 – 2016 mengalami tren positif ditandai dengan peningkatan tiap tahunnya. 
2. Vietnam
   Vietnam terletak di Asia Tenggara, berbatasan dengan Teluk Thailand, Teluk Tonkin, dan Laut Cina Selatan, serta Cina, Laos, dan Kamboja. Vietnam terutama mengekspor peralatan listrik dan elektronik, minyak mentah, kopi, alas kaki dan beras. Mitra ekspor utamanya meliputi AS, Jepang, Cina, dan Republik Korea. Vietnam mengimpor bahan bakar, peralatan listrik dan elektronik, mesin dan kain serta perikanan. Mitra impor utama adalah Cina, Republik Korea, Jepang, Taipei (Cina), Singapura dan Indonesia.
Tabel 9  Produksi dan ekspor sotong dan cumi-cumi Indonesia ke Vietnam 2012-2016
Tahun
Produksi (ton)
Volume ekspor (ton)
Persentase perbandingan (volume/produksi)
2012
140 924
14 108
10.01%
2013
140 499
12 498
8.89%
2014
150 623
13 232
8.78%
2015
221 484
15 944
7.19%
2016
165 175
23 544
14.25%
Rata-rata
163 741
15 865.2
9.82%
Sumber:  Kementerian Kelautan dan Perikanan 2018, UN Comtrade 2018 (diolah)
Selama kurun waktu 2012 sampai 2016 terjadi kondisi hanya satu tahun mengalami penurunan volume ekspor. Pada tahun 2013 terjadi penurunan volume ekspor sebesar 1.610 ton. Secara keseluruhan, pada data yang tersaji di Tabel 9 dapat dilihat bahwa dari rata-rata produksi sotong dan cumicumi selama 5 tahun sebesar 163 741 ton, hanya sebesar 15 865,2 ton  yang diekspor ke Vietnam. Artinya, dari total produksi sotong dan cumi-cumi hanya sebesar 9.82% yang diekspor. Data pada Tabel 10 memperlihatkan negara-negara yang melakukan ekspor sotong dan cumi-cumi ke negara Vietnam. Berdasarkan Tabel 10 posisi ekspor sotong dan cumi-cumi Indonesia ke Vietnam berada pada peringkat kedua dibawah negara India yang memiliki selisih  5.023 ton. Tarif impor Vietnam sebesar 12% untuk sektor perikanan.
Tabel 10  Negara eksportir sotong dan cumi-cumi ke Vietnam tahun 2016
No
Negara
Nilai (US$)
Volume (ton)
1
India
96.461.145
28.567
2
Indonesia
56.659.908
23.544
3
Malaysia
33.262.243
10.714
4
China, Hong kong SAR
21.469.953
6.321
5
Ameriksa Serikat
8.819.684
3.420
Sumber UN Comtrade 2018 (diolah)
Tabel 11  Nilai ekspor dan impor Vietnam tahun 2012-2016 (1000 US$)
Tahun
Nilai Ekspor
Nilai Impor
2012
114.529.170.983
113.780.430.859
2013
132.032.853.998
132.032.531.179
2014
150.217.138.752
147.839.047.559
2015
165.775.852.847
150.217.138.752
2016
176.580.786.634
174.978.850.264
Sumber UN Comtrade 2018 (diolah)
Tabel 12  GDP per kapita Vietnam tahun 2012-2016 (US$)
Sumber data.worlbank.org (2018)
Vietnam memiliki nilai ekspor yang lebih tinggi dibanding dengan nilai impornya, namun pada tahun 2013 nilai impor hampir menyalip nilai ekspor. Hal ini disebabkan oleh adanya krisis ekonomi yang dialami oleh Vietnam yang diakibatkan oleh krisis sistematik akibat korupsi dan tidak efisien di sektor badan usaha milik negara (BUMN). Akan tetapi, dari GDP per kapita tahun 2012 – 2016 Vietnam mengalami tren positif mengalami peningkatan tiap tahunnya.
3.  Thailand
  Thailand terletak di Asia Tenggara, berbatasan dengan Laut Andaman dan Teluk Thailand. Negara ini terutama mengekspor barang-barang manufaktur, elektronik, kendaraan, mesin, peralatan, bahan makanan, barang pertanian; terutama beras dan karet. Mitra ekspor utama adalah Cina, Jepang, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Thailand telah mencatat defisit perdagangan selama bertahun-tahun. Impor utama adalah bahan bakar, elektronik, dan peralatan mesin. Mitra pengimpor utama adalah Jepang, Cina, Uni Eropa, Uni Emirat Arab, Malaysia, dan Amerika Serikat.
Tabel 13  Produksi dan ekspor sotong dan cumi-cumi Indonesia ke Thailand 2012-2016
Tahun
Produksi (ton)
Volume ekspor (ton)
Persentase perbandingan (volume/produksi)
2012
140 924
6 007
4.26%
2013
140 499
8 549
6.08%
2014
150 623
4 766
3.16%
2015
221 484
2 297
1.03%
2016
165 175
5 572
3.37%
Rata-rata
163 741
5 438,2
3.58%
Sumber:  Kementerian Kelautan dan Perikanan 2018, UN Comtrade 2018 (diolah)
Selama kurun waktu 2012 sampai 2016 terjadi kondisi fluktuasi yang beragam dalam volume ekspor. Pada tahun 2013 - 2015 terjadi penurunan volume ekspor. Secara keseluruhan, pada data yang tersaji di Tabel 13 dapat dilihat bahwa dari rata-rata produksi sotong dan cumicumi selama 5 tahun sebesar 163 741 ton, hanya sebesar 5 438,2 ton  yang diekspor ke Thailand. Artinya, dari total produksi sotong dan cumi-cumi hanya sebesar 3.58% yang diekspor. Seharusnya, dengan produksi sotong dan cumi-cumi yang cukup banyak di perairan laut Indonesia, jumlah komoditas yang diekspor juga dapat lebih ditingkatkan lagi. Data pada Tabel 14 memperlihatkan negara-negara yang melakukan ekspor sotong dan cumi-cumi ke negara Thailand. Posisi ekspor sotong dan cumi-cumi Indonesia ke Thailand berada pada peringkat keempat dibawah negara Vietnam yang memiliki selisih  3.747 ton. Tarif impor Thailand sebesar 14,9% untuk sektor perikanan.
Tabel 14  Negara eksportir sotong dan cumi-cumi ke Thailand tahun 2016
No
Negara
Nilai (US$)
Volume (ton)
1
China
454.959.715
63.388
2
India
50.334.360
12.642
3
Vietnam
40.221.799
9.319
4
Indonesia
23.189.150
5.572
5
Peru
17.254.547
14.592
Sumber UN Comtrade 2018 (diolah)
Tabel 15  Nilai ekspor dan impor Thailand tahun 2012-2016 (1000 US$)
Tahun
Nilai Ekspor
Nilai Impor
2012
229.544.513.253
247.575.852.399
2013
228.527.448.414
250.708.238.320
2014
227.572.764.413
227.931.507.413
2015
202.019.428.043
227.572.764.096
2016
210.883.382.473
202.019.428.043
Sumber UN Comtrade 2018 (diolah)
Tabel 16  GDP per kapita Thailand tahun 2012-2016 (US$)
Sumber data.worlbank.org (2018)
Thailand memiliki nilai ekspor yang lebih sedikit dibanding nilai impor. Nilai ekspor dan impor Thailand pada tahun 2012-2015 mengalami penurunan. Pada tahun 2014, Selisih antara nilai ekspor dan impor negara ini tidak terlalu berbeda jauh, sehingga dapat disimpulkan bahwa negara ini memiliki neraca perdagangan yang seimbang di tahun tersebut. Nilai GDP per kapita selama tahun 2012-2016 mengalami fluktuasi ditandai dengan turunnya nilai GDP pada tahun 2015 secara signifikan.
4. Italia
Italia merupakan negara dengan penduduk terbanyak keempat di Benua Eropa. Industri-industri penting bagi perekonomian Italia diantaranya adalah Pariwisata, permesinan, besi dan baja, kimia, pengolahan makanan, tekstil, kendaraan bermotor, pakaian dan keramik. Italia juga menghasilkan beberapa komoditas pertanian seperti anggur, kentang, kacang kedelai, ikan, produk susu, zaitun dan biji-bijian.
Tabel 17  Produksi dan ekspor sotong dan cumi-cumi Indonesia ke Italia 2012-2016
Tahun
Produksi (ton)
Volume ekspor (ton)
Persentase perbandingan (volume/produksi)
2012
140 924
4 234
3.00%
2013
140 499
3 556
2.53%
2014
150 623
3 977
2.64%
2015
221 484
3 866
1.74%
2016
165 175
4 502
2.72%
Rata-rata
163 741
4 027
2.53%
Sumber:  Kementerian Kelautan dan Perikanan 2018, UN Comtrade 2018 (diolah)
Selama kurun waktu 2012 sampai 2016 terjadi kondisi fluktuatif dalam volume ekspor.  Pada data yang tersaji di Tabel 17 dapat dilihat bahwa dari rata-rata produksi sotong dan cumicumi selama 5 tahun sebesar 163 741 ton, hanya sebesar 4 027 ton  yang diekspor ke Italia. Artinya, dari total produksi sotong dan cumi-cumi hanya sebesar 2.53% yang diekspor. Seharusnya, dengan produksi sotong dan cumi-cumi yang cukup banyak di perairan laut Indonesia, jumlah komoditas yang diekspor juga dapat lebih ditingkatkan lagi untuk dieskpor ke Italia. Data pada Tabel 18 memperlihatkan negara-negara yang melakukan ekspor sotong dan cumi-cumi ke negara Italia. Posisi ekspor sotong dan cumi-cumi Indonesia ke Italia berada pada peringkat ketujuh dibawah negara Vietnam yang memiliki selisih  sebesar 3.944 ton. Tarif impor Italia sebesar 21% untuk sektor perikanan.
Tabel 18  Negara eksportir sotong dan cumi-cumi ke Italia tahun 2016
No
Negara
Nilai (US$)
Volume (ton)
1
Spanyol
162.796.811
29.075
2
Thailand
92.042.607
13.451
3
Cina
76.971.120
10.790
4
India
66.809.497
14.707
5
Maroko
45.366.189
7.284
6
Vietnam
36.455.244
8.446
7
Indonesia
18.686.138
4.502
Sumber UN Comtrade 2018 (diolah)
Tabel 19  Nilai ekspor dan impor Italia tahun 2012-2016 (1000 US$)
Tahun
Nilai Ekspor
Nilai Impor
2012
501.528.850.943
489.104.116.138
2013
518.095.102.500
479.336.353.444
2014
529.528.733.457
474.082.558.910
2015
456.988.720.336
410.933.264.465
2016
461.529.407.062
404.577.979.401
Sumber UN Comtrade 2018 (diolah)
Tabel 20  GDP per kapita Italia tahun 2012-2016 (US$)
Sumber data.worlbank.org (2018)
Nilai ekspor Italia lebih besar dibandingkan dengan nilai impornya. Hal ini berarti pemerintah Italia berhasil menekan tingkat impor yang masuk dan mendongkrak nilai ekspor untuk lebih ditingkatkan lagi. Sedangkan, nilai GDP per kapita di tahun 2012-2016 mengalami tren yang negatif ditandai dengan menurunnya nilai GDP yang cukup signifikan di negara tersebut
5. Rep Of Korea
  Republik Korea terletak di Asia Timur, bagian selatan Semenanjung Korea yang berbatasan dengan Laut Jepang dan Laut Kuning. Ekspor utama negara ini adalah produk manufaktur berteknologi tinggi seperti mesin, mobil, kapal, LCD dan perangkat komunikasi nirkabel. Mitra ekspor utamanya adalah Cina, negara-negara anggota Asosiasi Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Amerika Serikat, Uni Eropa (UE), Jepang, India, Brasil, dan Paraguay. Korea Selatan mengimpor terutama minyak, semikonduktor dan gas alam, batu bara, baja dan bijih besi. Mitra impor utamanya adalah Cina, Jepang, Amerika Serikat, Arab Saudi, Uni Eropa, negara-negara anggota ASEAN dan Australia.
Tabel 21  Produksi dan ekspor sotong dan cumi-cumi Indonesia ke Rep. Korea 2012-2016
Tahun
Produksi (ton)
Volume ekspor (ton)
Persentase perbandingan (volume/produksi)
2012
140 924
1 005
0.71%
2013
140 499
1 052
0.74%
2014
150 623
848
0.56%
2015
221 484
945
0.42%
2016
165 175
1 212
0.73%
Rata-rata
163 741
1 012,4
0.63%
Sumber:  Kementerian Kelautan dan Perikanan 2018, UN Comtrade 2018 (diolah)
Selama kurun waktu 2012 sampai 2016 terjadi kondisi fluktuatif dalam volume ekspor.  Pada data yang tersaji di Tabel 21 dapat dilihat bahwa dari rata-rata produksi sotong dan cumicumi selama 5 tahun sebesar 163 741 ton, hanya sebesar 1 012,4 ton  yang diekspor ke Korea. Artinya, dari total produksi sotong dan cumi-cumi hanya sebesar 0.63% yang diekspor. Seharusnya, dengan produksi sotong dan cumi-cumi yang cukup banyak di perairan laut Indonesia, jumlah komoditas yang diekspor harus dapat lebih ditingkatkan lagi untuk dieskpor ke Korea. Data pada Tabel 22 memperlihatkan negara-negara yang melakukan ekspor sotong dan cumi-cumi ke negara Korea. Posisi ekspor sotong dan cumi-cumi Indonesia ke Italia berada pada peringkat keempat dibawah negara Peru yang memiliki selisih cukup jauh  sebesar 7.316 ton. Tarif impor Rep Of Korea sebesar 22% untuk sektor perikanan.
Tabel 22  Negara eksportir sotong dan cumi-cumi ke Italia tahun 2016
No
Negara
Nilai (US$)
Volume (ton)
1
China
97.811.554
17.503
2
Vietnam
52.699.352
12.210
3
Peru
9.953.296
8.528
4
Indonesia
5.561.111
1.212
5
Thailand
4.807.169
561
Sumber UN Comtrade 2018 (diolah)
Tabel 23  Nilai ekspor dan impor Rep Of Korea tahun 2012-2016 (1000 US$)
Tahun
Nilai Ekspor
Nilai Impor
2012
547.854.447.999
519.575.597.289
2013
559.618.558.899
515.572.970.448
2014
573.074.773.090
525.556.977.998
2015
526.753.006.361
436.486.934.609
2016
495.417.715.559
406.181.944.067
Sumber UN Comtrade 2018 (diolah)
Tabel 24  GDP per kapita Rep Of Korea tahun 2012-2016 (US$)
Sumber data.worlbank.org (2018)
Nilai ekspor Italia lebih besar dibandingkan dengan nilai impornya. Hal ini berarti pemerintah Rep Of Korea berhasil menekan tingkat impor yang masuk dan mendongkrak nilai ekspor untuk lebih ditingkatkan lagi. Hal tersebut, didukung pula oleh nilai GDP per kapita di tahun 2012-2016 yang terus mengalami peningkatan. 
Berdasarkan analisis masing – masing negara, penulis memilih Cina sebagai destinasi negara tujuan ekspor sotong dan cumi-cumi dari Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari 5 faktor, yaitu :
A.     Perkembangan persentase rata-rata nilai ekspor sotong dan cumi-cumi Indonesia ke Cina yang signifikan setiap tahunnya (2012-2016) sebesar 20,4% dari total volume ekspor 33.574,6 ton, menjadikan Cina sebagai negara tujuan ekspor utama komoditas perikanan ini.
B.   Indonesia menjadi negara menduduki perigkat pertama eksportir terbesar sotong dan cumi-cumi di tahun 2016 dengan jumlah 52.424 ton.
C.    Tarif impor di Cina untuk sektor perikanan sebesar 10,8% menjadi keuntungan bagi Indonesia sebagai negara yang mengekspor produk sotong dan cumi-cumi ke Cina.
D.   Perbandingan nilai ekspor dan impor Cina selama tahun 2012-2016 yang tidak berbeda jauh menggambarkan kondisi perekonomian Cina yang stabil,
E.    Nilai GDP per kapita di tahun 2012-2016 yang mengalamii tren positif ditandai dengan terus meningkatnnya nilai GDP menandakan negara Cina merupakan pasar potensial bagi pemasaran suatu komoditas atau produk barang dan jasa tertentu. GDP per kapita riil suatu negara diperoleh dari GDP riil negara tersebut dibagi dengan jumlah populasinya (Mankiw 2006). Ketika GDP per kapita riil negara tujuan ekspor meningkat, maka akan meningkatkan permintaan komoditas sotong dan cumicumi dari Indonesia.
Setiap kegiatan ekspor impor memiliki kriteria jumlah berbeda-beda tergantung permintaan. Perubahan permintaan terjadi karena dua sebab utama, yaitu perubahan harga dan perubahan faktor cateris paribus, misalnya pendapatan, selera dan sebagainya (faktor non harga). Untuk memenuhi permintaan khususnya daam produk sotong dan cumi-cumi, tiap-tiap negara memiliki saluran distribusi yang berbeda. Gambar 3 menjelaskan saluran distribusi produk tersebut agar dapat diekspor ke negara tujuan.  
Sumber Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 7 No. 1 Mei 2016: 67-7674
Gambar 3  Perkembangan nilai ekspor sotong dan cumi-cumi ke negara tujuan tahun 2012-2016
Untuk mejelaskan kegiatan ekspor dapat dilihat pada pola 5. Pola kelima adalah pendistribusian hasil tangkapan dari nelayan langsung ke pedagang pengecer dilanjutkan ke konsumen. Pola ini terjadi bila nelayan tidak melelang hasil tangkapan ikannya dan menjualnya langsung ke pedagang pengecer. Pola lima hampir sama dengan pola keempat hanya saja pada pola ini ikan dari nelayan kemudian diekspor melalui agen/ perusahaan perikanan. Agen ini bergerak mencari produk dengan verifikasi tertentu untuk kepentingan luar negeri dengan standar produk dan harga dari luar negeri. Agen ini bisa disebut sebagai agen pembelian (Purchasing Agent) yang mengurus semua urusan pengmasan dan persayaratan pengapalan namun mereka tidak memiliki hak atas produk tersebut.
       Dalam melakukan transaksi dengan negara luar, harus terlebih dahulu mengetahui budaya di negara tersebut khususnya negara Cina yang menjadi negara importir terbesar produk sotong dan cumi-cumi dari Indonesia. Budaya di China yang sebaiknya dilakukan dan tidak dilakukan
  • Bertukar kartu nama atau diharapkan saat bertemu klien dari China untuk kontak pertama kalinya. 
  • Perusahaan China cenderung hierarkis dan menunjukkan rasa hormat kepada eksekutif senior adalah bagian penting dari membangun hubungan bisnis yang baik. 
  • Tepat waktu. 
  • Ketika membuat kesalahan jangan membuat banyak alasasan, sederhananya langsung meminta maaf. 
  • Jangan menduga atau mengharapkan melakukan komunikasi dengan bahasa inggris jika bertemu dengan China, sebaiknya menggunakan jasa penerjemah saat melakukan komunikasi bisnis. 
  • Memanggil dengan nama professional, misalnya nama CEO suatu perusahaan adalah Fa Ping, perlu diperhatikan bahwa Fa adalah nama belakang dan Ping adalah nama yg dimilikinya. Maka panggilah namanya dengan lengkap yaitu Fa Ping. 
  • Kebiasaan orang China mengambil keputusan memakan cukup waktu yg lama. Jangan menyela saat dalam keadaan hening, bersabar dan tunggulah hingga tuan rumah berbicara terlebih dahulu
Di luar negeri, sotong dan cumi-cumi khususnya di Cina menjadi produk yang diminati dikarenakan adanya nilai komersial yang dimiliki oleh cumi-cumi dan sotong dengan manfaat yang sangat besar. Cumi-cumi dan sotong mengandung gizi yang luar biasa. Dalam 100 gram cumi-cumi mengandung 92 kalori, 1.38 gram lemak, 3.08 gram karbohidrat, serta 15.58 gram protein, sedangkan sotong kaya akan kalsium dan protein namun rendah energi. Keistimewaan cumi-cumi dan sotong membuat masyarakat Cina tertarik untuk menjadikannya sebagai hidangan. Kemudahan dalam pengolahan untuk dijadikan makanan lezat mengakibatkan tingginya permintaan cumi-cumi dan sotong. Akan tetapi, masih terdapat hambatan domestik dan internasional dari segi produksi dan segi ekspor impor sotong dan cumi-cumi.
              I.          Hambatan Perdagangan atau Trade Barriers (Lingkup Internasional)
·  Berdasarkan hasil pengamatan atas beberapa data yang dikumpulkan diketahui bahwa hambatan Indonesia dalam mengekspor sotong dan cumi-cumi berasal dari hambatan Non Tarif atau Non-Tariff Measure (NTM). NTM didefinisikan sebagai kebijakan perdagangan internasional selain tarif yang berpotensi menimbulkan dampak ekonomi pada perdagangan internasional barang, perubahan kuantitas yang diperdagangkan serta harga barang yang diperdagangkan dan atau keduanya. Pemberlakuan non tarif tersebut merupakan bentuk kebijakan yang diterapkan sebagai pengganti kebijakan tarif yang pemberlakuannya mulai menurun karena penetapan tingkat tarif di berbagai negara yang semakin dibatasi. menurut Ariyani dalam (Ardiyanti & Saputri, 2018) Terdapat beberapa contoh kasus ekspor berupa potensi penolakan ekspor sotong dan cumi-cumi yang disebabkan negara pengimpor telah mensyaratkan standar kesehatan berupa sertifikasi bebas virus tertentu seperti yang telah diterapkan di negara kawasan Amerika di tahun 2016.
·    Non tarif yaitu adanya Harmonisasi sistem pengawasan mutu, sertifikat ekspor diwajibkan untuk dilengkapi dengan sertifikat mutu (quality sertificate) dan sertifikat kesehatan (health certificate) harus sesuai dengan bahasa nasional negara tujuan.
             II.            Hambatan dan solusi dalam lingkup domestik
·  Masalah yang dihadapi oleh nelayan dan pengusaha dalam bidang perikanan yaitu sebagian besar hasil laut merupakan barang yang mudah membusuk dan hanya bisa ditangkap pada musim tertentu.
·  Dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor. PER. 01/MEN/2007 bahwa keamanan pangan harus dijamin sepanjang rantai produksi dari proses penangkapan, pengolahan hingga distribusi. Dalam bidang penangkapan perlu adanya armada penangkapan yang memadai baik dari segi jumlah, jenis, maupun tipe alat tangkap yang selama ini digunakan.
·    Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan, sebaran unit pengolahan masih terpusat di Indonesia bagian barat, sedangkan sumberdaya lebih banyak berasal dari wilayah timur. Hal tersebut mengakibatkan biaya produksi menjadi lebih tinggi. Untuk itu, investasi baru pabrik pengolahan yang selama ini ditanamkan di wilayah barat seharusnya bisa diarahkan ke wilayah Indonesia timur yang berdekatan dengan sumber bahan baku sehingga biaya produksi lebih efisien.
·  Secara alamiah, sotong dan cumi-cumi bertelur pada substrat di dasar laut dan benda-benda yang menggantung di air. Pola reproduksi tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi dengan cara menyediakan tempattempat untuk bertelur sotong dan cumi-cumi, yaitu pemasangan atraktor cumicumi yang akan menjadi tempat cumi-cumi bertelur.
·   Tugas bagi pemerintah dan instansi terkait yaitu memperkenalkan atraktor cumi-cumi ini kepada para nelayan sotong dan cumi-cumi di Indonesia melalui sosialisasi dan pelatihan pembuatan model kerangka atraktor secara kontinu dan intensif sehingga produksi sotong dan cumicumi dapat ditingkatkan
Dengan adanya kemampuan produksi domestik yang tinggi ditandai dengan  Indonesia  kaya akan sumber daya biota laut dan menjadikan subsektor perikanan sebagai basis kekuatan ekonomi. Pemerintah harus dapat menjaga kestabilan volume ekspor sotong dan cumi-cumi Indonesia agar kebutuhan konsumsi domestik dapat terpenuhi dan jika terdapat kelebihan produksi maka Indonesia dapat terus melakukan ekspor sotong dan cumi-cumi ke negara-negara tujuan dan memenuhi permintaan dari negara importir. Pemerintah perlu mendorong ekspor tidak hanya ke Cina, namun juga ke negara-negara lainnya yang menjadi negara tujuan ekspor sotong dan cumi-cumi Indonesia. Terutama di negara-negara yang berada pada kawasan Asia mengingat negara-negara tujuan ekspor terbesar berada di kawasan Asia. Selain itu, pengembangan negara tujuan ekspor juga perlu dilakukan di kawasan Eropa. Salah satu pilihan alternatif /pilihan kedua selain negara Cina menurut hasil analisis ialah ke negara Vietnam sebagai destinasi negara kedua dalam impor produk sotong dan cumi-cumi dari Indonesia.

Referensi
Ardiyanti, S. T., & Saputri, A. S. (2018). DAMPAK NON TARIFF MEASURES (NTMs) TERHADAP EKSPOR. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, 2-10.
Badan Pusat Statistik. (2018). Volume Ekspor Perikanan Indonesia Periode 2012-2016 Menurut Komoditas Utama. [Diunduh pada 2018 Desember 27] Tersedia pada http://www.bps.go.id
Kementerian Kelautan dan Perikanan [KKP]. 2018. Analisis Data Pokok Kelautan dan Perikanan 2018 [internet]. [diunduh pada 2018 Desember 30]. Tersedia pada: http://www.kkp.go.id
KOMINFO. 2018. Indonesia Kaya Potensi Kelautan dan Perikanan. [diunduh 2019 Januari 1]. Tersedia pada http://Indonesiabaik.id/infografis/infografis-indonesia-kaya-potensi-kelautan-dan-perikanan
Mankiw NG. 2006. Makroekonomi Edisi Keenam. Fitria L dan Imam N, penerjemah. Terjemahan dari: Macroeconomics. Ed ke6. Jakarta : Erlangga.
Solihin, Iin., & Hari, Sugeng. (2014). Pola Distribusi dan Teknologi Pengelolaan Hasil Tangkapan Pelabuhan Perikanan di Wilayah Pantura Jawa. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 5 No. 1 Mei 2014: 65-74. ISSN 2087-4871.
United Nations Commodity Trade Statistics Database. [UNCOMTRADE]. Berbagai tahun terbitan. [diunduh 2018 Desember 30]. Tersedia pada: http://www.comtrade.un.org
WORLD BANK. 2018. World Bank Economic Database. . [internet]. [diunduh 2018 Desember 30]. Tersedia pada: http://www.worldbank.org





Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERAN MANAJEMEN TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN DALAM SEBUAH ORGANISASI

PERAN MANAJEMEN TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN DALAM SEBUAH ORGANISASI Ugi Triyana Program Studi D4 Administrasi Bisnis Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Bandung 2017 Abstract Management functions can be defined as a variety of tasks or activities that management has an important role and complement each other in achieving the goals of an organization or team. Stages of management functions including planning, Organizing, direction and control. Planning is the stage of determining what goals you want to achieve, and things to do. Organizing is the determination of position, duties and authority of each individual. Direction is giving encouragement to each an invidual in order to carry out their duties properly. Supervision is to conduct oversight to each of its members are already carrying out their duties well and according to plan. An organization that is run by implementing management functions would be more likely to achieve the goals set

Beasiswa DataPrint

Beasiswa DataPrint Program beasiswa DataPrint telah memasuki tahun kedelapan. Setelah sukses mengadakan program beasiswa di tahun 2011 hingga 2017, maka DataPrint kembali membuat program beasiswa bagi penggunanya yang berstatus pelajar dan mahasiswa.  Untuk mengetahui varian produk DataPrint, kamu bisa mengunjungi website resmi DataPrint di  www.dataprint.co.id . Di tahun 2018 sebanyak 400 beasiswa akan diberikan bagi pendaftar yang terseleksi. Program beasiswa dibagi dalam dua periode. Tidak ada sistem kuota berdasarkan daerah dan atau sekolah/perguruan tinggi. Hal ini bertujuan agar beasiswa dapat diterima secara merata bagi seluruh pengguna DataPrint.  Beasiswa terbagi dalam tiga nominal yaitu Rp 400 ribu, Rp 600 ribu dan Rp 1 juta. Dana beasiswa akan diberikan satu kali bagi peserta yang lolos penilaian. Aspek penilaian berdasarkan dari essay, prestasi dan keaktifan peserta Ayo rekomendasikan kepada teman-temanmu!