PERAN
MANAJEMEN TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN DALAM SEBUAH ORGANISASI
Ugi Triyana
Program Studi D4 Administrasi Bisnis
Jurusan Administrasi Niaga
Politeknik Negeri Bandung
2017
Abstract
Management
functions can be defined as a variety of tasks or activities that management
has an important role and complement each other in achieving the goals of an
organization or team. Stages of management functions including planning,
Organizing, direction and control. Planning is the stage of determining what
goals you want to achieve, and things to do. Organizing is the determination of
position, duties and authority of each individual. Direction is giving
encouragement to each an invidual in order to carry out their duties properly.
Supervision is to conduct oversight to each of its members are already carrying
out their duties well and according to plan. An organization that is run by
implementing management functions would be more likely to achieve the goals set
by the effective and efficient than organizations that do not implement the
management function.
Keywords :
Fungsi manajemen, Organisasi, Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengawasan.
Pendahuluan
Setiap organiasi pasti mempunyai latar belakang
pembentukannya dan tujuan yang ingin dicapainya, oleh karena itu organisasi
tersebut melakukan usaha-usaha agar tujuan organisasi dapat dicapai. Namun,
pada kenyataannya tidak semua organisasi dapat mencapai tujuan tersebut bahkan
diantara mereka membubarkan organisasinya ditengah jalan. Sebuah organiasi
apabila ingin dapat mencapai tujuannya dengan cara yang efektif dan efisien,
hendaknya menerapkan peran manajemen. Manajemen hanya merupakan alat untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen yang baik akan memudahkan
terwujudnya tujuan organisasi dan karyawan. Hal yang paling utama dalam peran
manajemne ialah manajemen ialah harus mampu dalam hal memotivasi karyawan agar
terbentuknya produktivitas kerja karyawan yang sesuai dengan keinginan
perusahaan. Dengan produktivitas, segala hal yang ingin dicapai oleh perusahaan
dapat tercapai dengan tepat dan cepat. Dengan manajemen, daya guna dan hasil
guna unsur – unsur manajemen (man, money,
methode, machines, materials, dan market)
akan dapat ditingkatkan.
A. Pengertian Manajemen
Berdasarkan pendapat para ahli,
apabila dilihat dari asal katanya, manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Timbul
pertanyaan tentang apa yang diatur, apa tjuannya diatur, mengapa harus diatur,
siapa yang mengatur, dan bagaiamna mengaturnya.
Menurut Chaniago (2013:4)
berpendapat bahwa manajemen kantor adalah kegiatan yang dilakukan dalam
mengelola, merencanakan, dan mengontrol setiap aktivitas kantor, dimana hasil
akhir kegiatan kantor ini berwujud pelayanan informasi kepada berbagai pihak.
Menurut Terry (dalam Handayaningrat
1980:20) berpendapat bahwa Manajemen adalah suatu proses yang membeda-bedakan
atas perencanaan, pengoranisasian, penggerakaan saat pelaksanaan, dan pelakukan
pengawasan dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pengertian Manajemen menurut
Farida (2009:25) yaitu bahwa manajemen adalah suatu proses pencapaian tujuan
melalui kegiatan orang lain. Jadi, dalam manajemen, seorang pimpinan atau
manajer dalam usaha pencapaian tujuan harus melalui kegiatan orang lain dan
tidak melaksanakan secara sendiri. Adapun yang dimaksud dengan orang lain
tersebut yaitu orang-orang sebagai bawahan, karyawan, atau para pegawai.
Handayaningrat (1980:18)
Mengemukakan pendapatnya mengenai manajemen yaitu :
a.
Manajemen sebagai suatu proses (Management is a process)
Manajemen
adalah serangakaian tahapan kegiatan yang diarahkan pada pencapaian suatu
tujuan dengan memanfaatkan sumber- sumber yang ada semaksimal mungkin.
b.
Manajemen sebagai suatu fungsi (Management
is a function)
Manajemen
mempunyai kegiatan-kegiatan tertentu yang dapat dilakukan sendiri-sendiri tanpa
menunggu selesainya kegiatan yang lain, sekalipun kegiatan-kegiatan yang satu
dan lainnya saling berkaitan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
c. Manajemen
sebagai kumpulan orang (Management as a
people/group of people)
Manajemen
dipakai dalam arti kolektif utnuk menunjukan jabatan kepemimpinan di dalam
organisasi, misalnya : kelompok pimpinan atas, kelompok pimpinan tengah dan
kelompok pimpinan bawah.
Dari beberapa pendapat mengenai
definisi manajemen diatas mengenai definisi Manajemen, dapat ditarik kesimpulan
bahwa Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber – sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapain suatu
proses rangkaian kegiatan menuju pencapaian sebuah tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya, dan rangkaian kegiatan tersebut meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengaturan, serta pengawasan yang dilakukan
secara seefektif dan seefisien mungkin sehingga tujuan tersebut dapat
benar-benar tercapai.
B. Pengertian Produktivitas Kerja
Karyawan
Menurut Hasibuan (2007) karyawan
adalah aset yang mempunyai andil terbesar terhadap kemajuan organisasi atau
perusahaan. Penanganan yang tidak tepat oleh manajemen akan menghambat
pencapaian, tujuan organisasi/perusahaan.
Produktivitas tenaga kerja adalah
perbandingan antara hasil kerja yang di capai dengan peran serta tenaga kerja
persatuan waktu (Kussriyanto, 1986:2). Sedangkan Menurut Hasibuan (2007)
Produktivitas adalah perbandingan antara output (hasil) dengan input (masukan).
Jika Produktivitas naik ini hanya dimungkinkan
oleh adanya peningkatan efisiensi (waktu-bahan-tenaga) dan sisitem
kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga
kerjanya.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa produktivitas tenaga kerja adalah suatu ukuran kerja karyawan yang dapat diukur dilihat dari
kualitas dan kuantitas produksi yang dihasilkan mempergunakan sumber-sumber
daya seefisien mungkin.
C. Fungsi Manajemen
Fungsi Manajemn yang paling
penting ialah alat untuk memudahkan tujuan perusahaan dan karyawan. Setiap
fungsi manajemen mempunyai bentuk kegiatan dan peranan yang berbeda satu sama
lain, namun fungsi manajemen tersebut tentunya saling melengkapi agar tujuan
yang telah ditetapkan suatu organisasi dapat dicapai dengan cara efektif dan
efisien. Beberapa ahli telah mengungkapkan pendapatnya mengenai fungsi
manajemen, diantaranya :
1.
Menurut Terry (dalam Farida:2009:55)
a. Planning
(Perencanaan)
b. Organizing
(Pengorganisasian)
c. Actuating
(Pengarahan)
d. Controling
(Pengawasan)
2. Menurut Urwick (dalam Musty 2006:27)
a. Forecasting
(Peramalan)
b. Planning
(Perencanaan)
c. Organization
(Pengorganisasian)
d. Co-ordination
(Koordinasi)
e. Command
(Pengarahan)
f. Control
(Pengawasan)
3.
Menurut Gie (dalam Farida 2009:54)
a. Perencanaan
b. Pembuatan
keputusan
c. Kepemimpinan
(Pembimbingan)
d. Koordiansi
e. Pengendalian
(termasuk pengawasan)
f. Penyempurnaan
Secara umum pendapat mengenai
fungsi manajemen tersebut mempunyai kesamaan maksud. Yang membedakan antara
satu sama lain adalah istilah yang digunakan. Kesamaan tersebut diantaranya
adalah tahapan awal yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan atau
pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, serta yang terakhir adalah
melakukan pengawasan atas kinerja yang telah dilakukan. Biasanya beberapa
organisasi melakukan tahapan akhir yaitu melakukan evaluasi. Dibawah ini adalah pembahasan mengenai
beberapa fungsi manajemen secara umum, yaitu :
a) Perencanaan(planning)
Menurut Handayaningrat (1980:111)
perencanaan ialah suatu proses, karena perencanaan adalah suatu tindakan
pemilihan yang terbaik dan menguntungkan dari semua alternatif yang ada dalam
usaha pencapaian tujuan. Perencanaan sebagai fungsi manajemen, ialah dimana
pimpinan wajib melakukan perencanaan sebagai pendoman dalam kegiatan untuk
mencapai sebuah tujuan organisasi. Pemimpin harus menyadari bahwa dinamika
suatu organisasi sebagian besar terletak pada pundaknya, yaitu dengan rencana –
rencana yang pelaksanaanya didelegasikan pada bawahan. Kreativitas seorang
pimpinan mewujudkan dinamika perusahaan. Sebagai pimpinan perlu mempunyai
banyak waktu untuk merencanakan, bukan hanya sibuk mengerjakan tugas saja. Menurut
Farida (2009:57) perencanaan adalah rangkaian kegiatan memilih tujuan,
kebijaksanaan, prosedur dan program yang akan dikerjakan pada masa yang akan
datang berdasarkan fakta-fakta dan pemikiran yang matang dalam rangka
pencapaian tujuan.
Perencanaan adalah salah satu hal
terpenting dalam menjalankan suatu organisasi. Penyusunan perencanaan dalam
suatu organisasi atau tim mempunyai beberapa maksud yang penting, diantaranya:
a. Sebagai
dasar untuk bertindak ekonomis, karena dengan melakukan perencanaan tentunya
kita dapat membuat perkiraan contohnya mengenai estimasi biaya yang harus
dikeluarkan dan pemanfaatkan sumber daya yang dimiliki maksimal serta ekonomis.
b. Sebagai
dasar dalam pengendalian tujuan, tindakan, kebijakan dalam usaha mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
c. Sebagai
salah satu usaha untuk meminimalisir risiko yang akan dihadapi di masa yang
akan datang, karena dengan melakukan perencaan terlebih dahulu kita dapat
memperkiraan kemungkinan risiko yang dapat timbul.
d. Sebagai
dasar dari salah satu fungsi manajemen yang meliputi pemilihan alternatif
tujuan, kebijaksanaan, program dan prosedur dari pilihan yang ada dan dengan
melakukan perencanaan yang baik, tentunya dapat menentukan pilihan yang paling
tepat dan sesuai dengan kebutuhan, visi, misi, atau tujuan yang diinginkan
perusahaan/organisasi.
e. Sebagai
standar dalam melakukan suatu hal agar tersebut terjadi sesuai yang diharapkan,
dan juga sebagai tolak ukur apakah hal tersebut telah sesuai dengan apa yang
dirancanakan sebelumnya.
Farida (2009:58) mengungkapkan bahwa perencanaan
memiliki beberapa sifat yang menandakan perencanaan tersebut cukup efektif.
a. Faktual : Sebuah perencanaan yang efektif
tentunya didasari dan dibuat berdasarkan fakta-fakta yang telah dihimpun dan
diolah menjadi sebuah informasi yang relevan.
b. Rasional : Perencanaan dibuat bukan berdasarkan
angan-angan tinggi akan tujuan yang dapat dicapai, melainkan perencanaan yang
baik dibuat berdasarkan pemikiran yang logis, masuk akal, ilmiah sehingga
perencanaan tersebut dapat dipertanggung jawabkan dan dapat benar-benar
dicapai.
c. Fleksibel : Sebuah perencanaan hendaknya dibuat
fleksibel, dimana perencanaan tersebut dapat mengikuti perkembangan zaman dan
teknologi yang terjadi dilapangan, supaya pada saat terjadi perubahan pihak
manajemen dapat mengendalikan perubahan tersebut.
d. Kontinyu : Kegiatan yang telah disusun harus
dapat dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan serta berkesinambungan
dan dapat digunakan sebagai seumber perencanaan berikutnya untuk tahapan selanjutnya.
e. Sederhana : Perencanaan yang baik bukanlah
perencanaan yang disusun secara rumit dan terlalu mengawang-awang. Justru
perencanaan yang baik disusun secara senderhana sehingga dapat mudah dipahami,
jelas, dan terdapat petunjuk dalam cara pelaksanaannya.
Dari beberapa
definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan (planning) adalah suatu
kegiatan yang dilakukan di awal, kegiatan tersebut berupa penetapan tujuan
dan hal-hal atau kegiatan apa saja yang
harus dilakukan agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Khusus untuk
tenaga kerja (karyawan), perencanaan adalah merencanakan sumber daya meliputi
tenaga kerja secara efektif serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan
organisasi/perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan dilakukan
dengan menetapkan program kepegawaian. Program kepegawaian meliputi
pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan,
kompensasi, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan. Program
kepegawaian akan membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan
masyarakat.
b)
Organizing (Pengorganisasian)
Menurut
Hasibuan ( 2007 : 5 ) organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal dari
dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Pengorganisasian adalah salah satu tindakan
penting dalam mengelola suatu organisasi. Dalam tahapan ini seorang pimpinan
atau manajer mempunyai peranan penting dalam menetapkan dan mengatur kegiatan
atau usaha apa yang akan dilakukan agar tujuan dari organisainya dapat dicapai.
Peran pimpinan tersebut antara lain menentukan struktur organisasi, menentukan
list pekerjaan yang harus dilakukan, penetapan anggota dengan tugas yang sesuai
dengan keahliannya masing-masing, pemberian kekuasaan atau wewenang.
Sebuah
struktur organisasi mempunyai fungsi sebagai sebuah kerangka yang menunjukan
kedudukan dari masing-masing anggota, serta dapat mengetahui tugas dan wewenang
setiap anggota. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika kita menyusun
sebuah strukur organisasi diantaranya:
1. Luas lingkup
kegiatan dari organisasi/kelompok tersebut. Semakin besar sebuah organisasi
maka akan semakin banyak pula aktivitas yang dikerjakan oleh anggota-anggotanya
dan akan semakin kompleks struktur organisasinya.
2. Jenis
kegiatan yang terdapat pada sebuah organisasi. Dalam membuat struktur
organisasi tentunya harus disesuaikan dengan aktivitas, dan penamaan bagian yang
telah ditentukan.
3.
Hubungan antar anggota. Suatu struktur organisasi yang baik haruslah dapat
menjelaskan hubungan antara anggota misalnya hubungan antara bawahan dan
atasan, dan siapa yang bertanggung jawab kepada siapa, selain itu harus dapat
menjelaskan mengenai rentang kendali yang terdapat pada organisasi tersebut.
4.
Pembagian dan wewenang setiap anggota. Salah satu fungsi utama dari struktur
organisasi adalah dapat menunjukan pembagian
tugas dan wewenang dari masing-masing anggota, jadi setiap anggota mempunyai
batasannya tugasnya masing-masing sehingga dapat meminimalisir adanya anggota
yang mengerjakan pekerjaan rangkap.
Terdapat
tiga buah bentuk struktur organisasi yang sudah tidak asing lagi yaitu; bentuk
garis/lini, lini dan staf, dan yang terakhir adalah fungsional. Tidak ada satu
stuktur yang terbaik, karena setiap bentuk struktur terebut mempunyai kelebihan
dan kelemahannya masing-masing. Dibawah ini adalah gambaran dari kerangka
setiap struktur organisasi.
1. Organisasi garis/lini
2. Organiasi Lini dan staf
3. Organsasi Fungsional
Dalam
pengelolaan suatu organisasi haruslah berpegang teguh pada prinsip-prinsip
sebuah organisasi, diantaranya; mempunyai tujuan yang jelas, pembagian
tugas/divisi, pembagian wewenang dan tanggung jawab, adanya susunan hierarki,
adanya kesatuan perintah dan komando, batasan kemampuan pengawasan (span of
control), dan pertanggungjawaban atas kegiatan yang telah dilakukan.
Menurut
Farida (2009:14) terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan
organsasi, yaitu :
1. Aktivitas kegiatan/pekerjaan.
Maksud dari hal ini adalah kita harus dapat mengelompokan aktivitas/kegiatan
yang ada pada suatu organisasi tersebut.
2. Manusia. Seorang manajer atau
pimpinan harus mempunyai keahlian membagi tugas kepada setiap anggota individu
yang tentunya sesuai dengan kehalian yang dimiliki. Dalam hal ini yang harus
manajer lakukan adalah penempatan seseorang yang tepat ditempat yang tepat agar
organiasi dapat dijalankan secara lebih efektif dan efisien.
3. Hubungan-hubungan. Seorang
pimpinan harus padai mengatur wewenang, tugas dan tanggung jawab kepada setiap
anggota yang ada.
4. Lingkungan manajemen. Seorang
pimpinan tidak hanya mengatur sumber daya manusia atau tenaga kerja. Namun, ia
dapat menentukan fasilitas apa saja yang dibutuhkan dalam kegiatan organisasi
tersebut.
c)
Actuating
(Penggerakan)
Actuating memiliki arti menggerakan atau mulai
melakukan. Penggerakan adalah salah satu dari fungsi manajemen yang terpenting,
dimana penggerakan adalah usaha untuk merealisasikan perencanaan dan
pengimplementasian pengorganisasian agar tujuan dari organisai tersebut dapat
dicapai.
Penggerakan
adalah salah satu fungsi manajemen yang berkaitan langsung dengan sumber daya
manusia oleh karen itu biasanya tahapan ini adalah fungsi manajemen yang paling
sulit untuk dilakukan secara efektif. Seorang pimpinan mempunyai andil yang
besar dalam penggerakan, dimana pimpinan tersebuut harus mampu menggerakan
anggotanya untuk bertindak melakukan tugas dan wewenangnya dengan baik agar
tujuan dari organisasinya dapat tercapai.
Sasaran
dari penggerakan adalah agar terciptanya kedisiplinan, kepatuhan, keefektifan
dalam menjalankan tugas demi terwujudnya tujuan yang telah ditetapkan. Dimana
setiap anggotanya dapat menyelesaikan tuags yang telah dilimpahkan dari
pimpinannya. Sementara itu, tujuan dari penggerakan adalah agar manajamen pada
organisasi tersebut dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Menurut Farida (2009:69) terdapat beberapa
prinsip dari penggerakan yang dapat membuatnya berjalan dan memperoleh hasil
secara maskimal, prinsip-prinsip itu antara lain:
1. Efisiensi.;
dengan adanya keterbatasan fasilitas, dana, dan waktu tentunya akan membuat
kita untuk dapat memanfaatkan hal-hal tersebut semaskimal mungkin sehingga
tidak ada hal yang terbuang sia-sia.
2. Efektivitas metode penggerakan; dalam
melakukan penggerakan, sebaiknya kita menggnakan metode yang sesuai dengan tipe
sumber daya manusia yang dimiliki. Misalnya, memberikan motivasi untuk
mengerjakan sesuatu, dan bonus atas hasil kinerja kerja yang memuaskan.
3. Komunikasi manajerial; Komunikasi antara bawahan
dan atasan harusalah terjalin dengan baik, agar terciptnyanya suasana kerja
yang nyaman dan pihak atasan maupuj bawahan dapat saling memberikan semangat
atau dapat saling melakukan penggerakan satu sama lain.
4.
Information; Informasi adalah hal terpenting yang harus diperhatikan bukan
hanya oleh pimpinan, namun oleh seluruh anggota organisasi tersebut. Dalam hal
ini, perlu adanya informasi yang selalu mengalir dengan baik kepada pihak-pihak
yang berhak mendapatkan informasi tersebut, dan berusaha untuk meminimaslisir
terjdinya miss-com maupun grapefine (isu-isu).
Sebuah
penggerakan yang baik dan efektif tentunya akan berdampak positif terhadap
organisasinya, dimana hasil akhirnya adalah pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. berikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan sebuah
penggerakan menjadi suatu hal yang penting, antara lain:
1. Dengan
melakukan penggerakan yang baik, tentunya dapat membuat suasana didalam suatu
organisasi menajdi hidup sehingga hal tersebut dapat meningkatkan produktivitas
kerja.
2. Penggerakan
adalah tindakan merealisasikan perencanaan dan pengimplementasian dari struktur
yang telah disusun, apabila penggerakan telah dilaksanakan dengan baik maka
perencanaan dan pengorganisasian yang telah disusun telah sukses dan cocok
dengan organisasi tersebut.
3. Dengan
hasil penggerakan yang efektif, tentunya akan menciptakan organisasi yang
efektif juga. Karena sebuah penggerakan efektif akan membuat anggota organisasi
menjadi terdorong dan termotivasi untuk melaksanakan tuagsnya sheingga dapat
meningkatkan kinerja dan produktifitas kerja mereka. Dan hasil akhirnya adalah
terciptanya organsisasi yang efektif dan berhasil mencapai tujuannya.
4. Sebuah
penggerakan yang efektif adalah hasil dari pihak manajemen yang telah berhasil
karena dapat menggerakan orang-orang yang tepat dan berkompeten untuk melakukan
tugas yang sesuai dengan keahilannya msing-masing, sehinga dapat memanfaatkan
secara maskimal sumber daya manusia yang tersedia.
d)
Controlling
(Pengawasan)
Secara
hierarki pengawasan adalah proses terakhir yang dilakukan oleh seorang manajer.
Diamana manajer tersebut memastikan bahwa anggotanya telak melaksanakan tugas
mereka dengan baik dan memastikan tidak terjadinya penyimpangan pada
organisasinya. Sebuah organisasi yang mempunyai perencanaan dan
pengorganisasian yang baik dan sesuai pun belum tentu dapat mencapai tujuan
organisasinya dan menjadi sebuah organisasi yang baik. Apabila pimpinannya
tidak melakukan pengawasan yang baik dan terdapat penyimpangan maupun kesalahan
yang terjadi pada organisasi tersebut.
Jika
saat melakukan pengawasan, manajer atau pimpinan menemukan adanya penyimpangan,
kesalahan maupun ketidakcocokan, maka manajer atau pimpinan harus segera
mengambil suatu tindakan untuk menangani masalah tersebut sebelum menjadi
semakin besar dan berdampak negatif bagi berjalannya organisasi tersebut.
Adapun
sasaran dari pengawasan adalah mengawasi kinerja kerja, mencegah terjadinya
ketidaksesuaian atau penyimpangan yang terjadi. Selain itu, pengawasan
mempunyai tujuan yang penting bagi sebuah organiasasi yaitu membuat semua
kegiatan dalam mencapai tujuan berjalan dengan efektif dan efisien. Pengawasan
mempunyai bebrapa fungsi penting untuk sebuah organisasi maupun tim,
diantaranya:
1. Mencegah
terjadinya ketidaksesuaian maupun penyimpangan
2.
Membuat pegawai menjadi lebih disiplin
dalam mengerjakan tugasnya
3. Menumbuhkan
rasa tanggung jawab baik untuk anggota maupun pimpinan
4.
Menangani masalah yang terjadi dengan
tepat dan cepat.
Pengawasan
tidak dapat dilakukan dengan waktu yang sebentar, pengawasan perlu dilakukan
dari awal pelaksanaan hingga akhir pelaksanaan. Agar tahapan pengawasan dapat
terlaskana secara efektif dan efisien, sebaiknya dalam melaksanakan pengawasan
tersebut berpendoman pada beberapa prinsip-prinsip pengawasan, seperti :
1. Tetap
berorientasi pada tujuan organisasi; dalam melakukan pengawasan tentunya seorang
manajer harus tetap berorientasi pada tujuan organisasinya.
2.
Efisiensi; dengan sumber daya yang terbatas seorang pimpinan harus tetap dapat
melaksanan pengawasan dengan baik, tentunya dengan memanfaatkan sumber daya
yang ada semaskimal mungkin
3. Umpan
balik; pengawasan harus dapat menimbulkan suatu umpan balik yang positif untuk
organisasinya. Misalnya dengan adanya pengawasan diharapkan anggota dapat lebih
meningkakan kinerja kerjanya menjadi lebih produktif.
D.
Hubungan Peran Manajemen dengan Produktivtas kerja karyawan
Penggerakan
adalah salah satu fungsi manajemen yang berkaitan langsung dengan sumber daya
manusia oleh karena itu biasanya tahapan ini adalah peran manajemen yang paling
sulit untuk dilakukan secara efektif. Seorang pimpinan mempunyai andil yang
besar dalam penggerakan, dimana pimpinan tersebuut harus mampu menggerakan
anggotanya untuk bertindak melakukan tugas dan wewenangnya dengan baik agar
tujuan dari organisasinya dapat tercapai. Suatu organisasi/perusahaan tentunya
menginginkan karyawan yang cakap dan terampil yang dapat bekerja lebih eifisen,
efektif, pemborosan bahan baku, dan ausnya mesin berkurang. Hal tersebut akan
memberikan peluang yang lebih baik bagi perusahaan untuk memperoleh laba yang
semakin besar.
Pertama,
peran manajemen harus mampu mengembangkan karyawan, karena dengan pengembangan,
produktivitas karyawan akan meningkat, kualitas dan kuantitas produksi semakin
baik, karena technical skill, human
skill, dan managerial skill karyawan
yang semakin baik. Manajemen harus mampu membuat perencanaan program
pengembangan untuk karyawannya. Diantaranya dengan menugaskan karyawan untuk
mengikuti pendidikan atau latihan serta dengan menugaskan karyawan untuk
memepelajari buku-buku literatur yang ada hubungannya dengna pekerjaan atau
jabatanya.
Kedua, untuk
mempengaruhi sikap dan perilaku karyawan kepada yang diinginkan, manajer harus
memahami sifat dan motif apa yang mendorong mereka mau bekerja pada perusahaan.
Peran manajmen harus mampu mengintegrasikan, dalam artian menyatukan keinginan
karyawan dan kepentingan perusahaan, agar tercipta kerja sama yang serasi
saling meguntungkan. Untuk mendorong hasil tersebut, peran manajemen hendaknya
terbuka serta mendorong partisipasi dan keberanian para bawahan untuk
menyampaikan pendapat dan keluhan – keluhannya. Hal ini akan tercipta dengan
memanfaatkan komunikasi dua arah. Dengan cara tersebut karyawan merasa mendapat
pengakuan dan perlakuan yang baik sehingga mendorong mereka untuk
berpartisipasi aktif dan menyelesaikan pekerjaannya dengan antusias sehingga
terciptanya produktivitas kerja karyawan yang diinginkan perusahaan.
Kemampuan
dan kecakapan karyawan tidak ada artinya bagi perusahaan jika mereka tidak mau
bekerja giat. Menurut Hasibuan (2007) motivasi dalam manajemen hanya ditujukan
pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan
bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama
secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Untuk memotivasi karyawan, manajer harus mengetahui motif dan motivasi yang
diinginkan karyawan. Orang mau bekerja adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan
berbentuk materi atau nonmateri, kebutuhan fisik maupun rohani. Manajer harus
mengetahui bahwa kemampuan pekertja tidak sepenuhnya dikerahkan untuk
melaksanakan pekerjaanya. Karyawan hanya dapat dimotivasi dengan memeberikan
imbalan materi dan balas jasanya ditingkatkan makan dengan sendirinya gairah
bekerjanya meningkat.
Menurut
Frederick Hezberg dalam Hasibuan (2007), orang menginginkan dua macam faktor
kebutuhan. Pertama, kebutuhan akan kesehatan atau kebutuhan akan pemeliharaan
atau Maintenance factors (faktor
pemeliharaan) yang meliputi balas jasa, kondisi kerja fisik, kepastian
pekerjaan, supervisi yang menyenangkan, mobil dinas, rumah dinas, dan macam –
macam tunjangan lain. Kedua, faktor pemeliharaan menyangkut kebutuhan
psikologis sesorang meliputi kondisi intrinsik, kepuasan pekerjaan (job content) yang apabila terdapat dalam
pekerjaan akan menggerakan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan
prestasi pekerjaan yang baik.
Menurut
hasil penelitian Hezberg ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam
memotivasi karyawan, antara lain sebagai berikut.
1.
Hal-hal yang mendorong karyawan adalah
pekerjaan yang menantang yang mencangkup perasaan berprestasi, bertanggung
jawab, dapat menikmati pekerjaan itu sendiri, dan adanya pengakuan atas
semuanya.
2.
Hal-hal yang mengecewakan karyawan
adalah terutama faktor yang bersifat embel-embel saja pada pekerjaan, peraturan
pekerjaan, sebutan jabatan, gaji, tunjangan, dan lain-lain.
3.
Karyawan akan kecewa apabila peluang
untuk berprestasi terbatas. Mereka akan menjadi sensitif pada lingkungannya
serta nulai mencari-cari kesalahan.
Dari hasil tersebut, peran
manajemen harus paham bahwa dalam perencanaan pekerjaan harus diusahakan
sedemikian rupa, agar faktor pemeliharaan dan faktor motivasi dapat dipenuhi.
Banyak kenyataan dapat dilihat dalan suatu perusahaan, kebutuhan kesehatan
mendapat perhatian yang lebih banyak daripada pemenuhan kebutuhan individu
secara keseluruhan. Dalam memotivasi karyawan, peran manajemen hendaknya
menyediakan peralatan, menciptakan suasana pekerjaan yang baik, dan memberikan
kesempatan untuk promosi. Dengan demikian, memungkinkan para karyawan
meningkatkan semangat kerjanya untuk mencapai kebutuhan akan prestasi,
kebutuhan akan perasaan dihormati, dan kebutuhan akan kekuasaan yang
diinginkannya, yang merupakan daya penggerak untuk memotivasi karyawan dalam
mengerahkan semua potensi yang dimilikinya. Sehingga, peran manajemen sangat
vital dalam usaha meningkatkan produktivitas karyawan dalam
organisasi/perusahaan.
Kesimpulan
Peran manajemen
dapat didefinisikan sebagai berbagai tugas atau kegiatan yang manajemen
memiliki posisi penting dan besifat dukungan dan saling melengkapi dalam
mencapai tujuan organisasi atau tim. Tahapan fungsi manajemen termasuk
perencanaan, Organizing, arah dan kontrol. Perencanaan adalah tahap menentukan
apa tujuan yang ingin Anda capai, dan hal yang dapat dilakukan.
Pengorganisasian adalah penentuan posisi, tugas dan kewenangan masing-masing
individu. Pengggerakan dapat memberikan dorongan kepada setiap invidu untuk
melaksanakan tugasnya dengan baik. Controlling
adalah melakukan pengawasan ke masing-masing anggotanya sudah melaksanakan
tugasnya dengan baik dan sesuai rencana. Sebuah organisasi yang dijalankan
dengan menerapkan fungsi manajemen akan lebih mungkin untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan oleh organisasi yang efektif dan efisien daripada yang tidak
menerapkan fungsi manajemen. Seorang manajer harus mampu mempelajari peranan
dan hubungan manusia dalam mencapai tujuan organisasi/perusahan terus
dikembangkan hingga sekarang. Dengan peran manajemen, pihak perusahaan akan
dapat mengarahkan karyawan secar abenaar sehingga potensinya berkembang. Lebih
lanjut tujuan organisasi/perusahaan akan lebih mudah tercapai ketika para
karyawan melakukan pekerjaannya dengan terampil dan sesuai yang diinginkan
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Chaniago, H. (2013). Manajemen Kantor Kontemporer.
Bandung: Akbar Limas Perkasa.
Farida, V. H. (2009). Dasar-Dasar Manajemen SMK.
Bandung: Armico.
Handayaningrat, S. (1980). Pengantar Studi Ilmu
Administrasi dan Manajemen. Jakarta: Gunung Agung.
Hasibuan, M. S. (2007). Manjemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Bumi Aksara.
Kussriyanto, Bambang. (1986). Meningkatkan Produktivitas Karyawan, Edisi
II. Jakarta: LPPM dan PT. Pusataka Binaan
Musty, B. (2006). Pengantar Ilmu Adminsitrasi Niaga.
Bandung: PKN LPKIA.
Komentar
Posting Komentar